Obat hipertensi sangat banyak jenisnya. Setiap penderita hipertensi bisa jadi sudah
hapal dengan nama obat yang diresepkan oleh dokter dan tidak jarang pasien
membeli sendiri obat-obat tersebut di apotek. Dari yang harganya murah sekali
hingga mahal sekali, dari sediaan pil hingga sediaan vial atau ampul obat, dari
dosis rendah hingga dosis rendah, dari obat tunggal atau kombinasi, sebaiknya
penggunaan obat hipertensi sesuai dengan anjuran dokter yang memeriksa.
Idealnya obat yang
harus di konsumsi rutin, seperti obat
diabetes dan obat darah tinggi, harganya murah. Saat ini pemerintah pun sudah
memberikan fasilitas pengobatan untuk penyakit yang bersifat kronis seperti
hipertensi dan diabetes melalui BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
Kesehatan. Pasien cukup mendaftar BPJS kesehatan dan mengikuti program
PROLANIS, sebuah program untuk penyakit kronis. Caranya tinggal mendatani
pelayanan kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas atau klinik BPJS. Setelah
itu setiap 10 harinya anda berhak
mendapatkan obat hipertensi tanpa membayar sepeserpun. Lumayan kan
Mari kita kembali
ke topik awal. Jenis obat hipertensi yang banyak sekali itu akan dibahas
sebagai berikut
1. Penghambat saraf simpatis
Golongan ini bekerja
dengan menghambat aktivitas saraf simpatis sehingga mencegah naiknya tekanan
darah. Perlu diketahui saraf simpatis berfungsi untuk vasokonstriktor pembuluh
darah sehingga tekanan dalam pembuluh meningkat. Contoh dari obat golongan ini
adalah: metildopa 250 mg (medopa, dopamet), clonidin 0.075 mg & 0.15 mg
(catapress) dan reserpin 0.1 & 0.25 mg (serpasil, resapin)
2. Beta blocker
Bekerja dengan
menurunkan daya pompa jantung sehingga pada gilirannya menurunkan tekanan darah.
Jadi obat ini bekerja pada jantung dan bukan pada pembuluh darah. Sering juga
diresepkan bagi anda yang sering berdebar-debar. Contohnya : propanolol 10 mg
& 40 mg(inderal, farmadral), Atenolol 50 mg & 100 mg (tenormin,
farnormin), atau bisoprolol 2.5 mg & 5 mg (concor)
3. Vasodilator
Bekerja langsung
pada pembuluh darah dengan cara merelaksasikan otot pembuluh darah. Biasanya
digunakan untuk hipertensi yang membutuhkan penurun tekanan darah secara cepat.
Contohnya adalah hydralazine dan sodium nitroprisside
4. Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor
Bagi anda yang sudah
familiar dengan nama captopril, obat ini adalah golongan ACE inhibitor. Bekerja
dengan cara menghambat pembentukan zat angiotensin II (zat yang dapat
meningkatkan tekanan darah). Contoh : captopril 12.5 mg, 25 mg, & 50 mg
(capoten, captensin, tensicap), enalapril
5 mg & 10 mg (tenase)
5. Calcium antagonis
Golongan obat ini
menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung
(kontraktilitas). Contoh obat ini antara lain: nifedipine 5 mg & 10 mg
(adalat, cordalat, farmalat, nifedin), diltiazem 30 mg, 60 mg, 90 mg
(herbesser, farmabes)
6. Antagonis Reseptor Angiotensin Blocker
Cara kerjanya dengan
menghalangi penempelan zat angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan
ringannya daya pompa jantung. Contoh nya adalah valsartan
7. Diuretik
Obat ini bekerja
dengan cara mengeluarkan cairan tubuh lewat urin sehingga volume cairan tubuh
berkurang. Dengan begitu daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contohnya adalah
hydrochlortiazide dan furosemide.
Mungkin nama-nama
obat di atas sudah pernah anda ketahui bahkan mungkin pernah di resepkan.
Begitulah cara kerja mereka. Tetap konsultasikan dengan dokter anda mengenai
penggunaanya dan tanyakan efek sampingnya. Tentunya selain mengkonsumsi obat hipertensi, anda juga harus memodifikasi gaya hidup menjadi lebih baik.
No comments:
Post a Comment