ilustrasi |
Ibu mertua saya pernah
mengeluhkan nyeri pada bahu belakang kanan menjalar hingga ke lengan belakang.
Karena nyeri yang tak tertahankan dan sudah berlangsung lama, akhirnya beliau
mengambil opsi ke pengobatan tradisional, yakni pijat. Ketika pertama kali
pijat langsung membuahkan hasil, nyeri berkurang. Kata si ahli pijat pun,
pemijatan tidak hanya dilakukan sakali tetapi berkali-kali agar mendapatkan hasil
optimal. Saya pun mencoba bertanya berapa persen kesembuhan dari terapi yang
dia lakukan.
“ pak, dengan pemijatan ini
kira-kira bisa sembuh total gak ya? Tanya saya
“ Oh, bisa mas, saya jamin,
banyak pasien saya yang seperti ini sembuh. Malah saya direkomendasikan sama
temen-temennya” Jawab si ahli pijat
(Wah yakin banget ni si bapak, gini
nih kebanyakan pengobatan tradisional, terlalu berani memberikan jaminan
sembuh, sampe ngalahi yang kuasa hehe, kita lihat saja nanti)
“memang ini penyebabnya kenapa
pak, kok bisa sakit seperti itu?” tanya saya lagi
“ ini kemungkinan luka lama mas,
ibu katanya pernah jatuh ditabrak becak beberapa puluh tahun yang lalu, terus
sekarang dipicu kesenengan ngemban (gendong) cucu mas”
“oh gitu yaa..” jawab saya
manggut-manggut sambil milin jenggot
Memang, awalnya saya mengira,
sakit bahu yang di derita ibu mertua saya ini akibat terlalu banyak mengangkat
cucu pertamanya, yakni anak perempuan saya. Tapi biasanya sembuh tidak lama,
Tapi ini sudah sekitar 6 bulan malah penyakit ibu mertua saya tidak ada
perbaikan sama sekali dan bertambah parah. Janji manis si ahli pijat pun tidak
membuahkan hasil. Kata dia setelah 5 -6 kali pijat akan sembuh total, tapi
kenyataannya tidak ada perbaikan.
Pada akhirnya ibu mertua saya
membawa keluhan ini di depan meja dokter keluarga di kotanya. Seperti
kebanyakan dokter pada umumnya, ketika di tanya
“Sakit saya ini sebenarnya apa
dok ?” tanya pasien seperti biasa
“ Gak papa, nanti juga akan
sembuh sendiri” kata si dokter. (ini antara gak tau diagnosisnya atau memang
penyakitnya ringan-ringan saja)
ilustrasi |
Seperti biasa, yang diresepkan
pun hanya anti nyeri dan vitamin (untunglah gak ada antibiotik). Memang nyeri
akan berkurang ketika obat anti nyeri diminum, tetapi keluhan muncul lagi,
seperti itu seterusnya. Saya pun menyarankan untuk minta rujukan ke ahli orthopedic,
mumpung terdaftar BPJS hehe. Setelah di hadapan dokter orthopedi, kasus ini
menemui titik terang. Ketika dilakukan pemeriksaan, ibu mertua saya mengalami
keterbatasan ROM (Range of Movement) alias
lingkup gerak pada sendi glenohumeral (sendi bahu kanan).
Ketika digerakkan secara pasif
(digerakkan oleh pemeriksa) , belum mencapai 180 derajat alias mengangkat
tangan, ibu mertua saya merasa kesakitan. Si dokter pun mencukupkan
pemeriksaannya lalu meminta agar ibu mertua saya menjalani tes rontgen. Setelah
hasil rontgen keluar, kata dokter orthopedinya tulangnya baik-baik saja. Beliau
mendiagnosis ini adalah peradangan pada pembungkus sendi bahu ibu saya.
Terapinya selain diberi pengurang nyeri, ibu mertua saya juga di rujuk untuk
mengikuti program fisioterapi.
Memang hasilnya mulai kelihatan,
nyeri agak berkurang setelah mengikuti serangkaian fisioterapi. Namun lagi-lagi
keluhan itu muncul. Saya pun diceritakan perjalanan penyakit ibu mertua saya
ini. Maklum setelah dipijat itu saya berpetualang meninggalkan PIM (Pondok
Indah Mertua) hehehe. Keluhan yang di derita ibu mertua ini khas terjadi pada
orang berusia lanjut ditambah ada faktor
resiko menderita penyakit kronik. Penyakit khas pada bahu ini dikenal dengan
sebutan Frozen shoulder alias si kaku bahu. Apa itu ? simak lanjutannya ya J
No comments:
Post a Comment